Penghianatan. Морган Райс
“jangan bergerak!!” seorang tentara berteriak menggunakan megaphone, “Jangan melangkah lebih jauh! Kami akan segera menembak!”
Kyle tersenyum lebar sambil terus melangkah menuju tank.
“saya bilang jangan bergerak!!” tentara itu berteriak lagi. “ ini merupakan peringatan terakhir! Ini adalah effek dari jam malam. Kami dapat perintah untuk menembak siapa saja saat malah hari!”
Kyle tersenyum semakin lebar.
“ aku yang memiliki malam,” dia menjawab.
Kyle melanjutkan berjalan menuju mereka, dan tiba-tiba, mereka menembak. Lusinan tentara menembakan senapan mesin mereka tepat kearah Kyle dan pasukannya.
Kyle merasakan sakit daripada peluru tersebut memantul keluar darinya. Satu persatu, peluru itu keluar dari dadanya, lengannya, kepala, dan kakinya. Mereka merasa seperti terkena rintikan hujan, namun lebih kuat. Ia tersenyum kepada senjata manusia yang menyedihkan itu.
Kyle melihat ekspressi ketakutan diwajah para tentara itu, sementara mereka baru menyadari bahwa Kyle sama sekali tidak terpengaruh. Mereka benar-benar tidak memahami bagaimana ia bisa tetap berjalan, atau bagaimana semua pengikutnya jga melakukan hal yang sama.
Namun mereka tidak memiliki waktu untuk beraksi. Kyle mendekati tank terdekat, tepat dibawahnya, menaruh kedua tangannya dibawah roda, dan dengan kekuatan manusia supernya, mengangkat tank tersebut diatas kepalanya. Dia berjalan beberapa kaki, sambil mengangkat tank itu diatas kepalanya, dan sampai pada ujung jembatan tersebut. Beberapa tentara, kehilangan keseimbangan, keluar dari tank tersebut dan berlari. Namun lusinan tentara lainnya bergantung disana, menggenggam dan bertahan pada besi, mencoba segala upaya untuk bertahan.
Kesalahan yang besar.
Kyle mengambil tiga langkah untuk berlari, mengayun tank itu kebelakang, dan melemparkan tank itu seperti yang diinginkannya.
Tank tersebut terbang diudara, lusinan kaki, membersihkan ujung jalan.
Tank tersebut melayang melewati jembatan Brooklyn, dan terjatuh ratusan kaki menuju ke sebuah sungai. Tank tersebut berputar dan berputar, dan tentara berteriak saat terjatuh dari tank tersebut. Dan akhirnya tank tersebut terhempas ke air dengan menimbulkan semburan yang besar.
Tiba-tiba, kemacetan menjadi hidup kembali. Tanpa rasa ragu, para penduduk kota New York yang cemas segera memacu kendaraannya, dan kendaraan mereka melaju kencang melewati jembatan yang telah lapang. Dalam hitungan detik ratusan kendaraan berlomba untuk keluar dari Manhattan. Kyle melihat wajah mereka saat mereka pergi, ia dapat melihat bahwa mereka telah terjangkit wabah.
Kyle tersenyum lebar. Ini akan menjadi malam yang indah.
TIGA
Samantha melihat pintu kembar yang sangat besar terbuka sebelum dia memasukinya, dan berderit ketika ia melewatinya, dan dia merasakan ada lubang di perutnya. Dia masuk ke ruangan sang pemimpin, diikuti beberapa vampire penjaganya. Mereka tidak berani menahannya- mereka tidak akan berani- namun mereka menemaninya dari dekat, dan perintahnya sangat jelas. Dia masih salah satu diantara mereka, namun dia dalam status tahanan rumah, setidaknya sampai dia menemui Rexius. Rexius memanggilnya sebagai seorang prajurit, namun dia juga memanggilnya sebagai seorang tahanan.
Pintu itu tertutup dengan keras dibelakangnya, dandia melihat bahwa ruangan besar itu telah terisi. Dia tidak pernah melihat ruangan ini berubah selama bertahun-tahun. Terdapat ratusan vampire pengikutnya didalam ruangan itu. Jelas, mereka mau melihat, untuk mengetahui berita tersebut, apa yang terjadi dengan pedan itu. Bagaimana dia telah melepaskannya.
Sebagian besar, mereka mau melihat dia dihukum. Mereka tahu bahwa Rexius adalah pemimpin yang tak kenal ampun, bahkan untuk kesalahan kecil akan diberikan hukuman. Pelanggaran besar seperti ini pastilah akan diberi hukuman yang amat besar.
Samantha mengetahui itu. Dia tidak bermaksud untuk kabur dari takdirnya. Dia telah menyetujui missi tersebut, dan dia telah gagal. Dia telah menemukan pedang tersebut, dan ya, dia juga menghilangkannya. Dia telah mengizinkan Kyle dan Sergei untuk mencuri pedang itu daripadanya.
Awalnya semua berjalan dengan sempurna. Dia dapat melihat dengan jelas pedang itu berada disana, di lantai kapel kerajaan, di lorong itu, dan hanya beberapa kaki dari genggamannya. Dia hanya beberapa detik saja akan mendapatkan pedang itu, untuk menyelesaikan misinya, untuk menjadi pahlawan bagi covennya.
Namun Kyle, dan komplotannya, Sergei, datang, menyerangnya, dan mencuri pedang itu dari genggamannya. Itu tidak adil. Bagaimana mungkin dia dapat memperkirakan itu semua?
Sekarang, apa status dia? Penjahat. Seseorang yang telah membiarkan pedang itu dicuri. Seseorang yang telah gagal menyelesaikan misinya. Ya, bayarannya adalah neraka. Dia sudah mengetahui itu.
Apa yang ia inginkan sekarang adalah aga Sam selamat. Sam telah diserang, tidak sadarkan diri, dan dia telah membawanya perg, jauh kemari. Dia ingin berada dekat dengannya. Dia belum siap untuk membiarkan dia pergi, dan dia tidak tahu kemana lagi membawa Sam pergi. Dia telah menyelinap, dan menyembunyikan Sam, jauh didalam sana, disebuah ruangan kosong covennya. Tidak ada yang melihatnya, setidaknya itulah yang dia ketahui. Sam akan selamat disana, jauh dari mata-mata vampire pemburu tersebut. Dia akan melaporkan kepada Rexius, meenderita akan hukumannya, dan setelah itu, dia harus menunggu sejenak, saat semuanya tertidur lelap, dan dia dapat melarikan diri bersama Sam.
Tentu, dia tidak dapat melarikan diri begitu saja. Dia harus melaporkannya terlebih dahulu, untuk mendapatkan hukumannya, jika tidak covennya akan menghantuinya., dan dia tidak dapat lari lagi selama hidupnya. Setelah dia dihukum, tidak ada yang dapat menghentikannya. Lalu dia dapat membawa Sam, dan dia dapat pergi jauh dari sini, dan menetap disuatu tempat. Hanya mereka berdua.
Dia tidak menyangka pria itu, Sam, atas perasaan yang ia miliki kepadanya. Saat dia memikirkan prioritasnya sekarang, dia akan langsung memikirkan pria itu. Dia ingin bersamanya. Dia butuh bersamanya. Sebenarnya, kedengarannya sangat gila, bahkan untuk dirinya, dia tidak dapat menggambarakan kehidupannya bersama dengannya. Ia sangat geram pada dirinya. Dia tidak menegrti bagaimana bias dia sampai pada poin ini. Jatuh cinta pada pria belasan tahun. Lebih dari itu, seorang manusia. Dia sangat membenci dirinya akan hal ini. Namun begitulah keadaannya. Tidak ada gunanya merubah apa yang ia rasakan.
Kejadian ini memberikan kekuatan kepadanya, saat dia muncul dengan lambat di singgahsana Rexius, menyiapkan hukumannya. Dia akan mendapatkan kesakitan yang luar biasa, dia mengetahuinya, tapi pikirannya akan Sam dapat membuatnya kuat untuk melewati semua ini. Dia memiliki alas an untuk kembali. Dan Sam akan dilindungi, terpisah dari semua ini. Inilah yang membuat ia tetap bertahan.
Namun apakah Sam akan tetap mencintainya setelah ia menjalani hukuman? Jika ia mengetahui Rexius, Rexius akan menggunakan asam ioric kepadanya, yang dapat melukai wajahnya dengan hebat. Dia akan kehilangan kecantikan setelah itu. Apakah Sam akan tetap mencintainya? Dia berharap masih.
Hening meliputi ruangan tersebut, sementara ratusan vampire ingin mendekat, ingin melihat pertukaran tersebut. Samantha melangkah mendekati Rexius, lalu berlutut, dan menundukan kepalanya.
Rexius, hanya beberapa kaki saja, menatap kebawah tahtanya, mata biru esnya yang kasar menusuk menembus kepadanya. Dia menatap Samantha untuk beberapa menit, walaupun Samantha tahu itu hanya beberapa detik saja. Dia tetap menundukan kepalanya. Dia tahu, lebih baik untuk tidak menatap kepadanya.
“jadi,” Rexius memulai, suaranya yang mengerikan memecahkan udara,” sang ayam telah kembali ke sarangnya.”
Keheningan kembali terjadi selama beberapa menit, saat Rexius menatap Samantha. Samantha tahu daripada dia menjelaskan keadaannya, dia memiih untuk tetap menundukan kepalanya.
“Aku mengirimmu untuk misi yang sangat mudah,” dia melanjutkan “ Setelah kegagalan Kyle, aku membutuhkan seseorang yang dapat aku percaya. Prajuritku yang sangat berharga, kamu belm pernah mengecewakanku sebelumnya, selama ribuan tahun,” dia berkata, menatapnya. “ Namun kali ini, entah mengapa kamu gagal. Dan gagal dengan sangat mengecewakan.”
Samantha merendahkan kepalanya lagi.
“