Buku Urantia. Urantia Foundation

Buku Urantia - Urantia Foundation


Скачать книгу
dalam setiap cara, dalam setiap zaman, di setiap tempat, dan kepada setiap pribadi, dan dalam setiap alam semesta kecuali di tempat kediaman pusat-Nya.

      10:1.3 (109.1) Kepribadian ilahi itu tidak berpusat pada diri sendiri; pembagian diri dan berbagi kepribadian menjadi ciri diri ilahi yang berkehendak bebas itu. Makhluk merindukan hubungan dengan makhluk berpribadi lainnya; para Pencipta tergerak untuk berbagi keilahian dengan anak-anak alam semesta Mereka; kepribadian Yang Tanpa Batas itu diungkapkan sebagai Bapa Semesta, yang berbagi realitas keberadaan dan kesetaraan diri dengan dua kepribadian sederajat, yaitu Putra Kekal dan Pelaku Bersama.

      10:1.4 (109.2) Untuk pengetahuan mengenai kepribadian dan sifat-sifat ilahinya Bapa, kita akan selalu bergantung pada pewahyuan-pewahyuan dari Putra Kekal, karena ketika tindakan gabungan-bersama penciptaan itu dilaksanakan, ketika Pribadi Ketiga Deitas muncul sebagai eksistensi kepribadian dan melaksanakan konsep-konsep gabungan dari kedua orang tua ilahinya, maka Bapa berhenti untuk ada sebagai kepribadian yang tanpa pembatasan (sifat). Dengan menjadi adanya Pelaku Bersama dan materialisasi inti pusat penciptaan itu, maka perubahan kekal tertentu terjadi. Tuhan memberikan diri-Nya sebagai pribadi absolut kepada Putra Kekal-Nya. Dengan demikian Bapa menganugerahkan “kepribadian ketanpa-batasan” kepada putra tunggal-Nya, sementara Mereka berdua menganugerahkan “kepribadian gabungan-bersama” dari kesatuan kekal Mereka kepada Roh Tanpa Batas.

      10:1.5 (109.3) Karena alasan inilah dan juga alasan-alasan lain di luar konsep pikiran terbatas, makin bertambah sulit bagi makhluk manusia itu untuk memahami kepribadian-bapa tanpa batas-Nya Tuhan itu, kecuali ketika hal itu secara universal diwahyukan dalam Putra Kekal, dan bersama Putra, hal itu secara universal aktif dalam Roh Tanpa Batas.

      10:1.6 (109.4) Karena para Putra Tuhan Firdaus mengunjungi dunia-dunia evolusioner dan kadang-kadang bahkan ada di sana tinggal dalam keserupaan dengan badan manusia, dan karena penganugerahan-penganugerahan ini memungkinkan manusia fana untuk benar-benar mengetahui tentang kodrat dan karakter kepribadian ilahi, maka sebab itulah para makhluk di planet-planet melihat pada penganugerahan diri Putra-putra Firdaus ini untuk mendapat informasi yang dapat diandalkan dan bisa dipercaya mengenai Bapa, Putra, dan Roh.

      10:2.1 (109.5) Dengan melalui teknik trinitisasi, Bapa menanggalkan dari dirinya kepribadian roh tanpa batasan itu yang adalah Sang Putra, namun dengan melakukan hal itu dia menjadikan diri-Nya Bapa untuk Putra ini dan sebab itu Dia memiliki sendiri kapasitas tak terbatas untuk menjadi Bapa ilahi atas semua jenis ciptaan cerdas berkehendak yang diciptakan, diakibatkan, atau jenis makhluk dipribadikan yang lain berikutnya. Sebagai kepribadian yang absolut dan tanpa batasan, Bapa dapat berfungsi hanya sebagai dan dengan Putra, tetapi sebagai Bapa yang berpribadi, Dia terus menganugerahkan kepribadian ke atas berbagai kelompok makhluk cerdas berkehendak yang berbeda-beda tingkatnya, dan Dia selamanya menjaga hubungan ikatan kasih yang pribadi dengan keluarga besar anak-anak alam semesta ini.

      10:2.2 (109.6) Setelah Bapa menganugerahkan ke atas kepribadian Putranya kepenuhan diri-Nya sendiri, dan setelah karya penganugerahan diri ini selesai dan sempurna, maka dari kuasa dan kodrat tanpa batas yang ada demikian dalam persatuan Bapa-Putra, mitra-mitra kekal ini secara gabungan bersama menganugerahkan kualitas-kualitas dan atribut-atribut yang membentuk satu Oknum lain lagi seperti diri Mereka sendiri; dan kepribadian gabungan bersama ini, Roh Tanpa Batas, merampungkan personalisasi eksistensial Deitas.

      10:2.3 (110.1) Sang Putra itu harus ada untuk kebapaan Tuhan. Roh itu harus ada untuk persaudaraan antara Pribadi Kedua dan Ketiga. Tiga pribadi adalah kelompok sosial minimum, tetapi inilah yang terkecil dari banyak alasan untuk mempercayai bahwa tidak terhindarkan harus ada Pelaku Bersama itu.

      10:2.4 (110.2) Sumber dan Pusat Pertama adalah kepribadian-bapayang tanpa batas, kepribadian sumber yang tak terbatas. Putra Kekal adalah absolut-kepribadian yang tanpa batasan sifat, sosok ilahi itu yang berada sepanjang waktu dan kekekalan sebagai pewahyuan sempurna dari kodrat pribadi Tuhan. Roh Tanpa Batas adalah kepribadian gabungan, akibat pribadi yang unik dari persatuan Bapa-Putra selamanya.

      10:2.5 (110.3) Kepribadian Sumber dan Pusat Pertama adalah kepribadian ketanpabatasan dikurangi kepribadian absolut Putra Kekal. Kepribadian Sumber dan Pusat Ketiga adalah akibat supratambahan dari persatuan antara Bapa-kepribadian yang dibebaskan dan Putra-kepribadian yang absolut itu.

      10:2.6 (110.4) Bapa Semesta, Putra Kekal, dan Roh Tanpa Batas itu adalah pribadi-pribadi yang unik; tidak ada yang merupakan duplikat; masing-masing orisinal; semua dipersatukan.

      10:2.7 (110.5) Putra Kekal sendiri mengalami kepenuhan hubungan kepribadian ilahi, sadar akan keanakan dari Bapa maupun keorang-tuaan terhadap Roh dan kesetaraan ilahi dengan leluhur-Bapa maupun dengan rekan-Roh. Bapa mengetahui pengalaman memiliki Putra yang setara Dia, tetapi Bapa tidak mengenal asal usul sebelumnya. Putra Kekal mendapat pengalaman sebagai anak, pengenalan asal-usul kepribadian, dan pada waktu yang sama Putra sadar sebagai orang tua bersama untuk Roh Tanpa Batas. Roh Tanpa Batas sadar akan asal usul kepribadiannya yang lipat dua itu tetapi bukan sebagai orang tua terhadap suatu kepribadian Deitas yang sederajat. Dengan Roh maka siklus personalisasi Deitas yang tetap ada (eksistensial) itu mencapai penyelesaian; kepribadian-kepribadian utama dari Sumber dan Pusat Ketiga itu berpengalaman (eksperiensial) dan berjumlah tujuh.

      10:2.8 (110.6) Aku berasal dari Trinitas Firdaus. Aku tahu Trinitas sebagai Deitas yang dipersatukan; aku juga tahu bahwa Bapa, Putra, dan Roh itu ada dan bertindak dalam kapasitas pribadi tertentu jelas Mereka. Aku secara positif mengetahui bahwa Mereka tidak hanya bertindak secara pribadi dan kolektif, tetapi Mereka juga mengkoordinasikan kinerja Mereka dalam berbagai pengelompokan, sehingga pada akhirnya Mereka berfungsi dalam tujuh kapasitas tunggal dan jamak yang berbeda. Dan karena ketujuh hubungan-ikatan ini menghabiskan kemungkinan bagi kombinasi keilahian tersebut, tidak terhindarkan bahwa realitas-realitas alam semesta akan muncul dalam tujuh variasi nilai, makna, dan kepribadian.

      10:3.1 (110.7) Meskipun hanya ada satu Deitas, namun ada tiga personalisasi positif dan ilahi dari Deitas itu. Mengenai pemberian karunia Pelaras ilahi kepada manusia, Bapa berfirman: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” Berulang kali di seluruh tulisan-tulisan di Urantia ada referensi tentang tindakan dan perbuatan Deitas yang jamak ini, dengan jelas menunjukkan pengenalan akan adanya keberadaan dan pekerjaan dari tiga Sumber dan Pusat.

      10:3.2 (110.8) Kami diajar bahwa Putra dan Roh mempertahankan hubungan yang sama dan setara dengan Bapa dalam ikatan Trinitas. Dalam kekekalan dan sebagai Deitas-deitas mereka tentu saja demikian, namun dalam waktu dan sebagai kepribadian-kepribadian mereka jelas menunjukkan hubungan-hubungan yang amat berbeda sifatnya. Melihat dari Firdaus keluar ke alam-alam semesta, hubungan-hubungan itu tampak amat mirip, tetapi ketika dilihat dari wilayah-wilayah ruang, hal-hal itu kelihatan sama sekali berbeda.

      10:3.3 (111.1) Putra-putra ilahi itu sungguh adalah “Firman (Kalimat) Allah,” tetapi anak-anak dari Roh itu adalah benar-benar “Perbuatan Allah.” Tuhan berbicara melalui Putra, dan bersama Putra, berbuat melalui Roh Tanpa Batas, sedangkan dalam semua kegiatan alam semesta Putra dan Roh itu bersaudara dengan indahnya, bekerja sebagai dua saudara setara dengan kekaguman dan kasih bagi Bapa bersama yang dimuliakan dan dihormati secara ilahi.

      10:3.4 (111.2) Bapa, Putra dan Roh itu secara pasti sama dalam kodrat, sederajat dalam keberadaan, namun ada perbedaan-perbedaan yang tampak jelas dalam kinerja-kinerja alam semesta mereka, dan ketika bertindak sendiri, tiap pribadi Deitas ini kelihatannya terbatas dalam kemutlakan.

      10:3.5 (111.3) Bapa Semesta, sebelum karena kehendak-Nya sendiri Dia menanggalkan kepribadian, kuasa-kuasa, dan sifat-sifat yang membentuk Putra dan Roh itu, tampaknya adalah (dianggap secara filosofis) sebagai Deitas yang tanpa batasan sifat, absolut, dan tanpa batas. Tetapi Sumber dan Pusat Pertama yang teoretis tersebut tanpa Putra tidak dapat disebut Bapa Semesta dalam pengertian apapun, kebapaan itu tidak nyata tanpa keanakan. Lebih lanjut lagi, Bapa, karena telah menjadi absolut dalam suatu pengertian total, haruslah telah ada sendirian pada suatu masa yang amat jauh secara kekal. Tetapi Dia tidak pernah memiliki keberadaan sendirian seperti itu; Putra dan Roh keduanya juga sama kekal dengan


Скачать книгу